Minggu, 16 Februari 2014

Coretan kertas putih

Pengalaman dapat menambah wawasan seseorang termasuk aku seperti kertas putih yang kutulis sekarang. Bagaimana ia diisi dengan tulisan-tulisan yang selesainya akan menjadi ciri khas ia seorang kertas. Apa isinya?, apakah bermanfaat tulisan diatasnya bagi orang yang membacanya? Atau hanya menjadi coretan-coretan tak berarti. Anggapan itu dibenarkan oleh sang penulis, terserah si penulis mau diapakan kertas putih itu sekarang. Sang penulis atau pencoretlah yang lebih berhak menuangkan isinya dan apa tujuan ia mencoret.

Dimulai dari coretan awal, dasar awal si pencoret untuk menulis diatas kertas itu. Apakah kertas itu akan menjadi pajangan saja atau berisi informasi dan ilmu yang akan ia tuangkan?. Goresan coretan-coretan itu takkan hilang jika sang penulis menulisnya dengan penuh keyakinan. Ia alunkan pelan-pelan penanya untuk merangkai kata demi kata menjadi kalimat kemudian paragraf dan satu tulisan utuh yang membuat orang terinspirasi dengan tulisannya.

Tak usahlah cemas, tak usahlah jika kau masih mempunyai tinta yang mengalir di dalam penamu. Sang pencoret tak akan berhenti walaupun tinta yang ia pakai akan habis. Ia tak takut jika semua tinta yang ia pakai terus berkurang sampai kering. Ia masih punya tinta lain yang ia bisa masih pakai untuk menuntaskan tulisan atau coretan yang ia buat, coretan yang mengisi lembaran-lembaran berikutnya yang ia pikir akan tertimbun dan bersatu menjadi buku. Sebelum buku itu ditutup, ia masih bisa mencoret lembaran-lembaran kosong berikutnya.

Kadangkala ia khawatir tak dapat meluruskan tujuan ia mencoret, ia khawatir jika tiba-tiba kehilangan lembaran kosong tersebut. Ia tak ingin lembaran yang ia coret dirobek begitu saja. Ia ingin lembaran itu tetap putih untuk ia coret. Ah, bimbang tetapi maksud hati tak seperti itu. Mungkin benar, lembaran itu tak akan selamanya utuh jadi satu buku seperti yang ia pikirkan. Suatu saat mungkin lembaran itu akan hilang atau pun ada sedikit robekan diujungnya atau ada kotoran yang tak sengaja jatuh diatasnya.

Ah, sudahlah, jika ia pikir akan seperti itu, tak apalah, biarkan lembaran itu memiliki ciri khasnya sendiri. Jika lembaran itu sobek, ia akan menambalnya dengan lem senyuman, jika lembaran itu kotor, ia akan sapu dengan kasih tulus. Biarkan itu menjadi kenangan dalam setiap lembarannya dan menginspirasi banyak orang. Sekarang atau tidak untuk besok?

Bagian apapun yang tertinggal di kertas itu, noda, coretan, tulisan, gambar, apapun akan tetap satu menjadi lembaran coretan dan ukirannya tetap akan diingat orang. Ia tahu, coretan itu akan berkahir jika ia telah sampai pada lembaran terakhir buku. Ia tak akan melepas begitu saja lembaran-lembaran yang terisi penuh dengan kenagan diatasnya dan tak juga membuatanya jatuh berserakan. Lembaran-lembaran itu akan diikat dan di lem perekat yang kuat agar ia mudah dan bisa dibaca orang.


Apapun itu, belajar tak hanya terhenti disini saja, banyak jalan untuk menggapainya.

Angka Coret

Satu, dua, tiga,...
Aku petik ia si pesona
Empat, lima, enam...
Aku pandang ia si pejinak'
Tujuh, delapan, sembilan...
Aku beri ia si pemurah
dan terakhir sepuluh..
aku genggam ia si hati
seterusnya... aku
adalah aku
Aku, satu, dua,'bilangan-bilangan yang ia hitung
aku, dua. tiga
angka-angka yang ia dapat
Aku, tiga, empat
Bilangan huruf yang ia coret
dan seterusnya... aku
adalah aku

Serendipity

   Before the moonshine came out to announce the day will be clear with shining stars, the sun has been informed to the sky do not move thos...