Warna mendung bukannya langit melainkan kaca mendung yang tertutupi kebencian. Itulah yang dirasakan oleh Rama, beberapa hari lalu Rama tak sengaja bertemu dengan orang yan sangat ia benci bahkan ia sudah menghapusnya dalam pikirannya. Rama tak berani untuk membuka ingatan tentang orang yang pernah menghancurkan setengah hidupnya. Tetapi apa daya sekarang Rama harus berbelas kasih dan menerima orang yang dibencinya itu denga tangan terbuka. Pasalnya Rama terlanjur sayang dengan seorang wanita yang ia sudah anggap sebagai ibunya sendiri. Wanita yang kini tinggal bersama Rama dan ya dengan orang yang Rama benci. Rama masih ingin menutup dirinya dengan orang yang ia benci kini, tetapi wanita yang ia anggap sebagai ibunya menekankan kepada Rama bahwa ia harus menerima orang itu dengan segala keadaan. Walaupun orang itu telah menghancurkan setengah hidupnya tetapi Rama harus tetap menghormatinya sebagai Ayah Kandungnya sendiri.
Ada
yang berbeda dengan ayahnya kini, karena fisik ayahnya tak sempurna seperti dulu.
Dulu ayahnya begitu kekar dan besar. Tubuhnya yang tinggi dengan tulang pipi
yang kuat dan mata yang besar membuat semua orang takut kepadanya. Orang-orang
kerap memanggilnya dengan “Kepala Singa”. Ayahnya dulu adalah seorang yang
dianggap memberi kebijaksanaan dan keadilan kepada semua orang dengan tepat. Kepala
Singa karena ia akan memakan semua orang yang berani kepadanya jika menentang
perintahnya. Perintahnya adalah kepatuhan terhadapa hukum. Maka disebutkah ia
dengan Sang Kepala Singa. Kepala Singa tetaplah kepala Singa dan harus bisa
tetap menjadi Kepala Singa. Keadaan itu berubah untuk pertama kalinya. Keadaan
yang membalikkan semua 180 derajat dan keaadaan itulah yang membuat Rama
membeci ayahnya walaupun ayahnya sekarang tidak sekuat dan segagah dulu.
“Ram,
apakah ibumu sudah menelpon kamu? “, tanya seorang wanita menghampiri Rama.
Wanita itu menghampiri Rama dengan penuh harap akan jawaban Rama. Tetap saja
sorotan mata Rama menatap keluar jendela. Sekarang keadaan berbeda, keadaan
rumah ini berbeda dengan keadaan dulu. Semua orang yang ia yakini bisa bertahan
dirumah ini menghilang dan wanita yang ada dibelakangnya kini adalah satu
jawaban dimana ia harus membuka jawaban dan menenemukan kunci utama rumah ini.
Sekarang berbeda, Ayahnya kini telah memasuki rumah ini dan ia harus mengatur
ulang semua startegi dalam permainan rumah ini. Permainan yang mengutak-atik
seluruh kehidupan kedepannya. Bukankah ini akan menjadi sebuah permainan
menenangkan hati yang bersih. Rama tak percaya jika semua ini akan terjadi dan
mengubah segala yang ia rencanakan dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar