Jumat, 31 Agustus 2018

The Night Sky

It was not about the sky and the earth but actually, it was about the dream. The dream that caught the star in the night sky but only met the sun in the sky. Do you want to know what the first insight be the dream sky? The wonderful sky begins with the dream and goes slow but assured the dream will shape the sky through the earth. Look, the sky never is convinced what exactly the dream brings. Was it the star or the sun? Never known before, the dream went to the night and assure the day to trust the sky. It is impossible for the sky has both. Yes not sure, but it is a dream.



March, 26th 2018
The day came to the sky, told everyone that it had a great journey to the earth. It was not the only amazing race but also full with a smile. It was begun when the day shouted the sun to turn on the light in the dark. It forced the sun to escape from the moon and left the night alone. Hey, the day arrived. Look, the small dust in khatulistiwa appeared from the edge of nature. It was so obvious to release the star which went to space and met again with nature.  However, the day did not turn on the light. They became know that nature always back to its location in the space.
When the star begins to back home, it was compressing all conscious nature has. You know, the star would meet again with space and walked to the sun. Maybe, it crossed the section of the sky but it would through the khatulistiwa. Someday, when the star tried to be strong with the sun’s power, it walked the night pacific to artic and have revolved the earth but it still the end, its power lost away. Far away, the story made the legend but not history, it presented all the star sacrifice’s exceeded the time. Time still has being counted range between the star and the sun until they reborn again.
Will the star burn the night and back to the sun? The star never runs away from the sun, it is nothing to be compared with the sun. It will be dust in the asteroid group but has elegance over the earth.
Nature has own way to remake the whole all system deviation. Conscious of nature renew all the time when it close to the end.  The star never believes the first time nature arise, it was sure all of sudden of time.
March, 27th 2018
Twenty years ago, the night could not sleep as well, it would be told that the story begins. A whole time would pause and the fears came out from the kindness. Slow but sure, it did not work quickly but everything is seen fine. The time could not still trust the night dark day that appeared in the earth. Beyond the night, the screaming voice has heard through the quietness. Draw every happiness in the night turned into loneliness in the still dark night. However, the voice could never reach the same time with the fear. It was useless in the night sky but it could notice the sky.

Sky will tell the story to begin…..

Sore (Part 4 dan 5 )

          




















Sore, hiburan adalah cerita yang selalu dinantikan siang. Ia terus bergemuruh mendengar sajak-sajak kehidupan, dekat sekali dengan analogi manusia. Sore, keberadaan siang dan hari mempertanyakan dirimu, Andai tahu ia sore pastinya cerita yang akan diungkapkan menghilang. Dengar, gemuruh  api belum tentu menghilang dari hadapan siang, ia masih ada bahkan air yang membasuhnya pun tak bisa memadamkannya. Gemuruhnya mengangkasa menjauhkan semua yang berhadapan dengannya. Jangankan berhadapan denganmu sore, ia tak tahu bagaimana ia memalingkan wajahnya untuk pergi sementara. Sore, dengarkan setiap bunyi rindu yang diutarakan waktu menghadang gemuruh. Ia bukan saja terluka karena jejak yang ditinggalkan oleh siang tetapi juga terluka karena ia belum mengobati dirinya sendiri. Lihat udara seakan datang kepadamu sore membuka awan tebal yang dulu singgah di dekatmu, menanti menunggu rintik rindu menghapusnya.
            Itulah pesan malam padamu sore sebelum kau beranjak untuk bersembunyi di balik wajah anggunmu. Malam tak pernah bisa bicara pada sore dan siang, ia hanya mampu mengisyaratkan dan memberi tanda bahwa ia mempunyai firasat yang tak pernah dirasakan namun ia akan terasa jika rintik rindu mulai datang kembali padanya. Sejenak diam dari peradaban, sejenak menghilang dan sejenak ia datang. Bukankah suram bagi siapa saja menyangkal hakikat kebenaran? Seharusnya ia mampu untuk tegak berdiri di hadapan medan pertempuran terluar.
            Kabar itu tak selamanya benar, kesepian langkah menuju kepastian akan selalu ditunggu oleh perputaran waktu. Jauh dimata kehadiran akan kabar itu telah lama dinanti semua yang merasa kehilangan, bukan karena tak mampu menerka namun hal biasa yang mempersulit.  Bukankah waktu itu sakit harus menungguu ketika semua jalan yang terbuka tidak ada ujungnya? Rasa yang dirasakan detik sedetik menghapusnya membiarkannya pergi tanpa arah. Sore, sedikitkah itu cerita yang disampaikan siang kepada malam dan hanya sore yang tak bisa pergi. Kehangatan dari kebersamaan bukankah semua hal yang wajar tetapi gemuruh yang dikibaskan oleh siang menghancurkan luluh sepi yang tak pernah padam.
            Sudahkan saja  waktu yang terus menunggu hingga tiada ujung, sudahkan saja langkah yang pernah berhenti diatas waktu karena kesanggupannya kini hilang. Sampaikanlah sedikit waktu yang bisa dipakai dalam sesal dan duka karena bukan hanya mereka yang hilang tetapi gundahh yang akan pergi tak pernah kembali.

            Sore, dengarkan cerita kali ini. Apakah bnyi bait bisa berubah di setiap tangga nada? Sore apakah pagi juga akan mendengar nada yang sama setiap malam mengubah bait lagunya? Sore, arus angin tak pernah berhenti membuat nada dan irama di setiap lembaran hari. Ia selalu berganti dan berpindah arah hingga terciptalah melodi di setiap dengungan alam. Sore, warna malam dan pagi tidak juga menghilang dari benak sore, ia hanya menunggu siang untuk menghapusnya daan mengembalikan kepada alam. Sore, tiap kalinya pagi bertemu malam selalu bertanya, akankah pagi dapat bertemu dengan sore? Semua pertanyaan itu menimbulkan tanda bagi sore. Lalu dapatkah tanda itu berubah wujud dengan mengartikan semua memori nada sore yang dilukiskan alam? Dengar setaip semilirnya angina bercerita tentang kehidupan sore dan setiap itulah jiwa dan alam akan menyatu di alam bahana. Setiap kail yang mengail dan setiap arus yang membawa akan tetap sampai di setia pelataran alam. Bukankah itu sebuah melodi yang tiap kali dinantikan? Masih ingatkah tentang gemuruh yang membaw pesan luka padamu sore? Pesan luka itu itu kini ttergerus oleh angin timur membawa ia pergi dari kedetan dengan matahari. Sejauh itu gemueruh pergi dan tidak menyisakan api di sekelilingnya.
            Nada itu masih sama dan ia hanya berdiam sebentar di pelataran alam. Ia hanya menunggu detik dan detik untuk menghilang sebelum alam memanggil. Dan saat itu hembusan udara tetap melaju sama dengan awan membuka setiap bidikan di tengah keramaian sore. Entah bagaimana sore tak pernah mengetahui apakh itu rintisan nada atau itu adalah gemuruh yang dulu pergi datang kembali. Pagi, ia belum beranjak dari timur, ia hanya perlu menatap sekali lagi untuk menetapkan nada sebelum alam menyuruhnya pergi. Dan malam, ia akan selau membuka dirinya di setiap tepian alam , menunggu setiap arus udara panas datang dan membawakan cahaya dingin dari udara bulan untuk alam. Siang, ia tak bisa pergi dari pertengahan kahtulistiwa karena nada alam mengikat dirinya untuk tetap berdiri mengikat semua arus dingin di ujung alam.

            Dan malam ia hanya belajar melihat dari kejauhan, menunggu setiap detik dengan aroma keanggunan sang bulan. Itulah kabar yang diberian padamu sore. Nada itu masih berkeliaran hingga ia menemukan sebuah kedamaian di alam. 

Sambungan Sore (3)



Pagi lihatlah di ufuk sana
Pagi kembali menuangkan sejuk dan asa. Berkutat dengan udara manusa, menumbuhkan aroma warna. Pagi sudahkah kau berucap salam kepada malam? Cerita malam akan menggunung di ufuk. Malam di jagat raya kembali pada alam. Alam pun merangkul setiap lawatan senja dan tidak terlupa malam. Ia hanya duduk termenung memikirkan suara alam. Ah, bukankah begitu saja pagi. Ia hanya sampai menceritakan padamu, bukan pada sore. Malam bertanya. “ kemanakah langkah sore yang kutunggu? Apakah ia menghilang ke tepian rimba.
Lihat, di ufuk sana, sinar kan datang membawa kehangatan ditengah kebekuan malam. Hangatnya akan bercampur dengan sejuk. Apakah pagi bisa melihat kilatan cahaya di ufuk sana ? Ia hanya bisa mengguncang rimba malam. Sudahkah ia menyelesaikan misi di ufuk sana?. Tidak, Pagi terlalu cepat membawa diri, menghanyutkan semua kilatan cahaya di ufuk sana. Bagaimana dengan suaka yang sering diceritakan pagi, ia hanya menatap siang. Pagi, sudahkah kau bercerita kepada siang. Indahnya suaka warna memberikan pelita senyap kepada manusia.
Bukan, kini malam dan siang hanya saling menunggu di tepian rimba alam. Adakah malam dan siang akan bertemu perlahan di ufuk alam. Dengar, mereka hanya bisa memandang di ufuk, diam.
Pagi, dulu aku sering bertanya kepada sore tentang rimba alam. Apakah sejuk di ufuk sana? Pagi, mungkin kau akan melewati lintasan cahaya di tepian alam. Aku sering mempertanyakan dirimu Pagi, sudah lama aku tak bertegur sapa dengan sore. Sore, mungkinkah kau merindukan semua rasa?
Hujan akan menemani alam bermain ria di ufuk. Bolehkah kita memanggil sunyi kembali kesini? Biarkan sunyi yang menemani setiap lawatan malam dan siang. Ah, mungkin hanya sebentar. Biarkan setiap detik mereka hilang di tengah keramaian alam. Dan lihat warna hujan menyinari sambutan pagi menuju siang.
Namun, bukankah ini terlalu jujur jika alam pun mengikuti kalian? Dan pagi menyerbu semuanya, membawa mereka kembali ke tepian alam.
Adakah Pagi masih mengingat Sore di ujung malam? Iya bahkan melihat awan bersama sore. Oh bukankah ini menyenangkan semuanya berkumpul di kehidupan alam. Iya, bahkan Alam pun mengajak rembulan yang diam untuk bercengkrama dengan Pagi dan Sore. Bolehkah awan menjemput Sore?
Sore, sudahkah kau mendengar nada-nada Alam kembali? Ia terdengar seperti gemericik air di tepian sungai yang menyambut setiap cahaya yang datang dari ufuk timur. Dentingan nad itu jatuh di setiap aliran air yang membawanya ke muara alam. Dengarkanlah setiap detik nyanyian Alam yang bergema di kehidupan Awan.
Dan sudahkan Sore kembali menyapa malam? Bukankah terlaluu banyak waktu di antara mereka untuk bertemu di setiap perhentian waktu? Tidak, Alam akan mempertemukan mereka kembali di bagian khatulistiwa dan membentangkan setiap warna di penghujung awan. Itu membuat Sore terlalu lama menunggu jika Sore tak beranjak dalam diamnya. Tidak. Sore? Dengarkanlah. Bukankah Alam akan memanggil kembali hujan untuk mengguyur setiap kekeringan rimba? Lalu siapa yang akan menerima Nada-Nada Alam yang telah menjelma menjadi kepingan cahaya di ufuk timur? Nada-nada akan tetap sama, ia hanya melewati dan membiarkan alunan memperbaiki semuanya di kehidupan Alam. Dan apakah ia masih terhening di Alam? Ia masih menunggu Alam menceritakan kembali tentang cahaya di ufuk timur?
Apakah Sore sudah mencoba menjawab hujan di lembayung senja? Tidak, itu hanya terjadi sebentar ketika Sore membuka ketukan nada yang tersireat di senja. Sore, bukankah malam menyaksikan alam dan bukankah ada warna nada yang hilang dari penglihtan alam? Tidak. Sore akan terus bergumam tentang semua pertanyaan itu.  Itu berbeda dengan sepi yang menyendiri di antara kehiruk pikukan kehidupan alam. Dan apakah cahaya iitu juga akan pergi dari Alam? Tidak atau Ya. Itu akan menjadi jelas jika Sore memperbaiki keadaaan nada di Alam. Bukan itu semua yang akan diceritakan Sore kepada Alam. Ia hanya meminta untuk menunggu dan memberi warna pada Alam.  Sore hanya tertunduk. Lalu siapakah selanjutnya yang akan berbicara mengenai khatulistwa dan mengenai pertemuan atara malam dan sore?  Bukankah tinggal warna nad yang tertinggal di ufuk barat? Tidak, ada angina yang akan membawa nada kembali menjadi bagian Alam. Ia hanya perlu mengikuti setiap ketukan yang selalu membahana di setiap gelombang angina. Itu seperti mimpi untuk membuktikkan kembali kekuatan nada yang menyatukan di penghujung waktu. Hilang. Mungkin tidak. Ia hanya sebentar saja untuk singgah di kehidupan awan. Ia hanya perlu mencari setiap alunan gita di sela-sela awan dan membuat ia kembali menyadari kejadian di khatulistiwa alam. 
Malam hanya diam menyudut dan bergumam, apakah nada akan tetap seperti itu?  Lalu Alam kembali menuturkan tentang khatulistiwa. Lihatlah bagaimana semua menyatu di Alam. Lihatlah bagaimana waktu akan menyambut nada. Ia akan menerima semua alunan andda gita kembali membuka setiap sudut waktu. Bukankah itu semua akan tiada? Tidak. Sore hanya bergurau dan ia hanya akan diam di pelataraan malam.
Sore, bukankah pagi akan segera datang? Pagi akan membawa alunan alam bergeming lama di kehidupan khatulistiwa. Pagi juga akan menarik setiap ketakutan akan malam? Tetapi bukankah Pagi juga akan bercerita tentang hari? Tidak. Hari juga akan menghilang dari malam. Ia hanya terdiam bukan takut akan semua nada tetapi ia hanya menunggu warna nada yang bisa mencari sepi di kahtulistiwa alam. Tidak, Sore. Itu semua bukan pertanyaan. Itu adalah jawaban. Jawaban yang hanya datang, diam, dan pergi.  Terakhir, Hujan akan menghapus semua nada dan cerita.  Cerita Alam selalu memukau dan semuanya tadi akan sama di pelataran hujan. Iya, hanya Nada yang akan berhenti menggema Alam.

Sebuah pertanyaan, satu pengertian. 



-Bandung. Intan Sari, 11 November 2017, revisi 31 Agustus 2018. Cerita Sore-

Serendipity

   Before the moonshine came out to announce the day will be clear with shining stars, the sun has been informed to the sky do not move thos...