Rabu, 20 April 2022

Gemuruh Warna


Sore, gelombang waktu masih berlangsung di tengah semua kesibukan dunia, menandakan banyak warna-warna bertebaran di alam udara. Setiap denting yang berjalan semakin membuat detak terasa lebih berat. Setiap hirup napas yang terjadi, mendengungkan kerumitan alur warna yang tak bebas berjalan mengikuti cahaya dari atas. Saat itu gemuruh langit mulai mendendangkan suara ritme nada-nada yang tak biasa. Ketika semua rasa warna mencoba bersatu mmebentuk satu bait warna baru, saat itu reruntuhan kerikil warna datang, membuat semua keluar dari setiap alam kesadaran. Gelombang yang sangat tak jelas terus membuat onar dengan menarik semua serbuk serbuk warna dan menghilangkan di tengah panasanya alam. Suara saat itu adalah ketukan langit yang diam dan memberitahukan bahwa gemuruh di alunan warna alam tidak bisa diungkpa. Lalu, siapakah gerangan yang akan menjadikan umpan dari semua gelapnya warna, Apakah alam telah menutup semua pintu masuk dan menguncinya bersama semua gendrang perang di padang warna. Kekalutan yang terjadi sekarang hanya bisa mengisi setiap jarum warna untuk menusuk lebih dalam lagi dan membuat semua warna hhiang dari alam. Sore, pernahkah semua terungkap tetapi tak pernah terungkap dengan pasti. Semua warna yang dirasakan hanya bisa menggulingkan satu tempat tanpa tahu arah yang jelas. Ditambah lagi dengan derungan bunyi seperti riakkan air yang terdengar jelas. Sore, ungkapan sebenarnya tak pernah jelas dibuka, hanya bisa menyembunyikan di tengah semua jajaran huruf. Haruskah mengungkap dan membuat semuanya terlihat jelas? Membuka satu persatu warna-warna yang tersirat di alam warna atau itu hanya sebuah keharusan yang disampaikan.

Sore, bukankah ini lucu untuk membuatnya terlihat nyata tetapi tidak terlihat jelas semuanya,  Semua keputusan yang terjadi dia alam warna terlihat kabur dan bukankah semuanya tak ada semuanya. Warna bukan berarti dia adalah warna yang jelas. Gambaran sebenarnya adalah blue and grey. Biru selamnya tak menandakan akan gelapnya lautan warna yang terkurung di alam. Abu-abu juga tak selamanya adalah kesamaran yang tak memiliki arti. Bukankah keduanya juga termasuk memiliki keunikan tersendiri, goresan isi yang ditampakkan pun bukan beraari sama dengan semua tuangan warna hidup yang ditumpahkan. Sore, bukankah itu berarti satu dua warna mulai menunjukkan dirinya di tengah jeraaian alam yang sedang kacau. Sore rangkaian kata yang keluar tak sebenarnya terlihat jelas maksudnya hanya sebagai gambaran mengenai keruwetan yang ditimbulkan oleh segala inputan di alam. Sore, bisakah semuanya menjadi lebur, menenggelamkan semua reruntuhan struktur warna yang tak bisa muncul di permukaan. Sore, ini bukanlah cerita mengenai perjalanan pagi yang selalu diceritakan kepadamu dan bukan juga tentang waktu sore yang sebentar. Ini hanyalah cerita mengenai dentangan waktu yang bergulir mendampingi pasukan huruf untuk membuka jalan warna di alam. Alunan warna itu pun dimulai kembali sore. Pertanyaan dan pertanyaan terus berdatangan dengan semua akhiran yang menambah beban alam. Haruskah diurai satu per satu. Dan semua prasangka yang ada. Oh sore, ini sangat membuat semua warna menghilang.   

Detik-detik menunggu untuk dihempaskan oleh aaliran udara yang lewat di depan warna alam. Karena itu membuat setiap hempasan akan pergi sejauh mungkin. Sore, bunyi-bunyi yang terdengar terasa seperti tusukan jarum yang ada dalam damainya dunia warna. Namun warna jingga masih sama untuk menanti di ujung senja. Warna tidak berhenti di tempat untk mengantarkan deruan angin di langit yang sama, ia hanya membuat semua perjalanan kembali pada awal derasnya warna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serendipity

   Before the moonshine came out to announce the day will be clear with shining stars, the sun has been informed to the sky do not move thos...