Rabu, 20 April 2022

Kala Gama Pagi



Sejenak pagi memikirkan tentang kehidupan alam, tentang waktu yang telah berlalu. Sejenak pagi ingin menyeka kembali runtuhan air yang jatuh di atas bumi. Selama waktu air selalu membasahi bumi, selama itu pagi belum menerima cahaya yang menyingkap semua arti alam tentang hidup. Serbuan embun menyapa pagi dan mempersempit semua pandangan tentang alam. Hembusan napas pagi juga menjadi semakin beku menuju kepada jalur es yang telah mencair. Namun, itu tak mungkin segera meleleh karena hembusan angin dari timur tidak memperlambat kebekuan pagi. Dilemanya pagi bukan hanya tentang embun dan angin yang membeku, semburat cahaya dari timur tak kunjung meampakkkan diri, membuka diri untuk penglihatan yang lebih jauh bermakna tentang hidup alam.

Pagi, sudahkah kau menyapa alam dan bertanya kabar tentang sore? Sejak garis bintang ditetapkan untuk kalian, sejak itu tak akan pernah ada pertemuan. Itu hanya khayalan.

Waktu akan bertanya tentang pagi dan sore, menunjuk siapa yang akan memimpin semua penglihatan dan membekukan semua pandangan namun melelehkan semua kegelapan. Sejenak semuanya terdiam, menunggu balasan dari pagi dan sore. Mungkinkah semua itu hanya sebuah permainan senda gurau sementara tanpa mengetahui tujuan semuanya? Tidak, itu hanya sebuah gambaran mengenai kegelapan yang menyelimuti waktu. Itu hanya sementara namun segala guncangan yang terjadi di bumi itu baru permulaan. Pagi, ingatkah tentang waktu yang kau temui saat takdir membawa garis sore dihadapanmu? Itu menghidupkan sebuah jiwa yang tersimpang rapat di dalam kebekuan pikiran.

Alunan gita nada membangunkan pagi dari kebekuan hati, menarik setiap serat pikiran yang menghalangi pandangan. Setiap irama yang terdengar menyiratkan tentang jalan alunan nada dengan berbagai cerita yang akan memperlihatkan bagaimana waktu akan menyapu semua kebekuan pikiran. Dan saat itu pagi mulai berjalan dengan alunan nada yang bergetar di frekuensi alam, membuktikkan bahwa ia hanya berada dalam lintasan waktu yang telah ditetapkan takdir. Keadaan waktu membeku itu pun mulai mencair, menumpahkan semua emosi jiwa di alam kebekuan dan melahirkan sebuah secercah cahaya di ujung timur. Saat itu, pagi mulai berpikir kembali tentang alam waktu yang telah ditemuinya di kehidupan alam. Sejenak, semua penglihatan buram menghilang dan membaur dengan sinar dari ufuk menuju keterangan waktu yang akan datang.

Aliran waktu terus mengubah setiap guncangan alam dan membuat setiap takdir bintang berjalan kembali. Pagi akan menulis cerita kepadamu sore. Apakah itu akan menjadi satu-satunya cara untuk menyapamu sore. Pagi akan melangkah menjauh dari waaktunya dan berakhir dengan sambutan siang yang mulai hadir di tengah hari. Sejak alam mulai menghiasi langit dengan lautan biru yang mengkilap, sejak itu petanda waktu untuk memulai penglihatan waktu dimulai. Detik yang menuju waktu di tengah pun akan meneruskannya ke dalam putaran waktu. Kita hanya berceloteh tentang bagaimana waktu itu hadir di setiap hembusan napas. Pernahkah berpikir untuk mengisi setiap detak detik itu menjadi sebuah getaran hidup alam? Tidak. Itu lagi-lagi hanya sebuah percakapan yang akan dituliskan pagi untukmu sore. Sejenak. Lautan detik itu terhenti,

Beberapa saat angin mulai memberi kabar kepada sore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Serendipity

   Before the moonshine came out to announce the day will be clear with shining stars, the sun has been informed to the sky do not move thos...