Kamis, 26 November 2015

Awal mulai



Samudera memang indah dipandang, buirunya laut ditimpa sinar matahari selalu menjadi objek utama orang melihat. Apalagi ditambah dengan birunya laut dan semilir angin terasa begitu nikmat. Surga dunia kadang orang menyebutnya dengan begitu bangga , seakan melihat dan memiliki semua di dunia ini tetapi manusia kadang merasa berbeda, ia terus saja berjalan merambah dunia yang belum dimilikinya yaitu kepuasan yang berakhir dengan unlimited. Kata-kata ini sering kali muncul diberbagai tulisan dan cerita menggambarkan tentang dunia yang didukuinya, mengatakan keadaan sebenarnya manusia bahkan mengakui tentang keadaan diri sendiri. 
 Awal cerita memang tak mungkin sama dengan awal kehidupan, dua kata yang berbeda tetapi sebenarnya memiliki hal yang sama dibalik itu semua. Perbedaan itu awalnya adalah sebuah makna bagi mereka yang ingin memulai apa itu kata. Tebak saja apapun di pikiran kita akan menghasilkan sebuah kata yang memiliki tujuan ataupun makna. Benar saja awalnya adalah awal memulai yang mungkin saja akhirnya adalah awalnya.


Rabu, 12 Agustus 2015

Sambungan Awal (1)




Warna mendung bukannya langit melainkan kaca mendung yang tertutupi kebencian. Itulah yang dirasakan oleh Rama, beberapa hari lalu Rama tak sengaja bertemu dengan orang yan sangat ia benci bahkan ia sudah menghapusnya dalam pikirannya. Rama tak berani untuk membuka ingatan tentang orang yang pernah menghancurkan setengah hidupnya. Tetapi apa daya sekarang Rama harus berbelas kasih dan menerima orang yang dibencinya itu denga tangan terbuka. Pasalnya Rama terlanjur sayang dengan seorang wanita yang ia sudah anggap sebagai ibunya sendiri. Wanita yang kini tinggal bersama Rama dan ya dengan orang yang Rama benci. Rama masih ingin menutup dirinya dengan orang yang ia benci kini, tetapi wanita yang ia anggap sebagai  ibunya menekankan kepada Rama bahwa ia harus menerima orang itu dengan segala keadaan. Walaupun orang itu telah menghancurkan setengah hidupnya tetapi Rama harus tetap menghormatinya sebagai Ayah Kandungnya sendiri.
                Ada yang berbeda dengan ayahnya kini, karena fisik ayahnya tak sempurna seperti dulu. Dulu ayahnya begitu kekar dan besar. Tubuhnya yang tinggi dengan tulang pipi yang kuat dan mata yang besar membuat semua orang takut kepadanya. Orang-orang kerap memanggilnya dengan “Kepala Singa”. Ayahnya dulu adalah seorang yang dianggap memberi kebijaksanaan dan keadilan kepada semua orang dengan tepat. Kepala Singa karena ia akan memakan semua orang yang berani kepadanya jika menentang perintahnya. Perintahnya adalah kepatuhan terhadapa hukum. Maka disebutkah ia dengan Sang Kepala Singa. Kepala Singa tetaplah kepala Singa dan harus bisa tetap menjadi Kepala Singa. Keadaan itu berubah untuk pertama kalinya. Keadaan yang membalikkan semua 180 derajat dan keaadaan itulah yang membuat Rama membeci ayahnya walaupun ayahnya sekarang tidak sekuat dan segagah dulu.
                “Ram, apakah ibumu sudah menelpon kamu? “, tanya seorang wanita menghampiri Rama. Wanita itu menghampiri Rama dengan penuh harap akan jawaban Rama. Tetap saja sorotan mata Rama menatap keluar jendela. Sekarang keadaan berbeda, keadaan rumah ini berbeda dengan keadaan dulu. Semua orang yang ia yakini bisa bertahan dirumah ini menghilang dan wanita yang ada dibelakangnya kini adalah satu jawaban dimana ia harus membuka jawaban dan menenemukan kunci utama rumah ini. Sekarang berbeda, Ayahnya kini telah memasuki rumah ini dan ia harus mengatur ulang semua startegi dalam permainan rumah ini. Permainan yang mengutak-atik seluruh kehidupan kedepannya. Bukankah ini akan menjadi sebuah permainan menenangkan hati yang bersih. Rama tak percaya jika semua ini akan terjadi dan mengubah segala yang ia rencanakan dulu.

Minggu, 15 Maret 2015

Awal (2)





Menghilang, kemanakah semua orang disini? Kemanakah mereka pergi? Aku langsung membuka lemari di dalam kamar rahasia yang kuncinya hanya aku seorang mengetahuinya. Mereka semua menghilang ini tidak mungkin. Aku mencari setiap sudut lemari itu mungkin masi tersisa satu barang yang dapat membawaku ke mereka. Mereka harus segera ditemukan karena mereka adalah kunci pertama  untuk membuka jawaban masalah  ini. Tidak ada. Kemanakah benda itu, tidak mungkin benda itu menghilang juga. Aku ingat dia pernah mengatakan sesuatu jika membutuhkan benda itu tidak bisa dicari dengan hati yang kusut melainkan hati yang suci dan jernih. Tidak, kalau begitu ak baru bisa kesini lagi setelah 3 hari agar aku bisa menemukan benda tersebut. Hatiku sekarang sedang kusut dan hitam sehingga aku tidak bisa menemukan benda itu.
            Hatiku seperti ini karena beberapa hari lalu aku kehilangan satu titik yang berharga buatku. Aku kehilangan titik tersebut dan aku mendapatkan titik hitam yang sekarang aku sedang mencari obat untuk menghapusnya. Tetapi bagaimana, aku sendiri masih enggan untuk membuang titik hitam itu karena titik hitam itu seolah membuatku harus berada disini sampai aku masih bisa bertahan kedepannya. Aku seperti dikendalikan oleh titik hitam itu, pernah aku mencoba keluar dan menghapus sedikit titik hitam itu tetapi menghapusnya membuat titik hitam itu kembali dan menyebar bak virus dengan cepat. Aku tau bahwa aku harus menusuk titik hitam itu agar aku bisa keluar lagi-lagi soal keadaan  dimana aku tak bisa mengimbangi antara keberanian dan ketakutanku. Aku terdiam. Bagaimana dalam waktu sesingkat itu hatiku bisa kembali bersih, suci, dan putih. Aku terdiam memandangi purnama yang menyorot dibalik jendela dekat lemari.
            Kejadian sebelumnya aku mengingatnya,ketika aku berlarian menyembunyikan benda itu di dalam ruangan besar yang semua orang tidak mengetahui untuk membukanya selain aku. Aku bahkan bersyukur ketika benda itu masih ada dalam di tempat yang tak pernah terpikirkan semua orang tatkala itu hatiku masih bersih, suci, dan putih sehingga aku bisa melihat benda itu dan bisa menyembunyikan benda itu. Sekarang setalah beberapa bulan lamanya sejak kejadian yang terjadi di rumah yang dibangun dengan desain yang unik yang semua orang mungkin akan terkagum-kagum  melihatnya, aku tidak bisa melihat benda itu karena mataku kabur dengan isi rumah ini. Koridor yang berkelok seperti teka-teki dan permainan papan catur membuatku hilang akan ssesungguhnya diriku ini. Dulu, aku bisa mengendalikan rumah ini dan aku selalu mempunyai startegi unik untuk memecahkan papan catur dan teka-teki itu. Berbeda dengan sekarang, aku kehilangan kunci utama mengendalikan rumah ini. Aku menghilangkannya karena keegoisan diriku bahkan untuk melihat kunci pertama aku harus mengembalikan hatiku dulu. Bagaimana jika aku terperangkap dalam permainan ini? Bahkan semua orang menghilang dan aku sendiri.
            Sejak dulu ketika aku mendapatkan rumah ini, aku tak pernah memimpikan sebelumnya. Aku hanya tertuju pada pesona rumah sederhana di bagian barat. Aku tak pernah untuk memiliki rumah ini. Takdir berkata lain, aku mendapatkan rumah ini karena ketulusan dan kesungguhanku. Hebatnya lagi aku bisa mengetahui setiap letak detail benda-benda yang ada di rumah ini. Memang dari dulu rumah ini dibangun dikususkan untukku yang hanya bisa mengendalikannya karena ketulusan hati tetapi jika hatiku terkena titik hitam, rumah ini akan manjadi perangkap buatku sendiri, tak pikir panjang aku langsung menerima rumah ini. Lihatlah rumah ini, penuh dengan arsitek dengan benda-benda unik dan langka. Semua orang akan terkagum-kagum tetapi semua orang awam akan kehilangan dirinya jika tidak bisa memahami rumah ini. Rumah ini sendiri yang akan menyeleksi siapa yang berada didalamnya. Tak butuh waktu lama untukku untuk memahami dan mengendalikan rumah ini karena dulu hatiku putih.

Selasa, 03 Maret 2015

KAMPOENG MUSI 2015



Haa akhir-akhir ini di daerah JABODETABEK banyak kasus “BEGAL” , aku sendiri masih asing dengan kata “Begal” dan semakin mengerikan . Kami Mahassiswa dihimbau untuk tidak pulang terlalu malam. Padahal beberarapa minggu kemarin, aku sering pulang malam dan aku pernah lihat sendiri komplotan atau geng motor di depan kosanku tetapi tidak membahayakan karena aku langsung lari panik masuk kosan.  Sebelumnya pun aku sering pulang malam bahkan dengan naik angkot tapi itu aku bersama dengan Dea yang menurutku lebih aman pulang berdua daripada sendirian biasanya sehabis latihan Kampung Musi. Sekarang Kampung Musi itu telah selesai dilaksanakan dan tak ada latihan lagi. Aku rindu dengan masa-masa latihan seperti itu walaupun latihannya sampai malam banget.
          Kampung Musi kemarin yang diadakan tanggal 28 Februari 2015 di Dago Tea House benar-benar menyedot perhatianku. Bagiamana tidak, aku terpana melihat kemampuan bermain peran para pemainnya dan juga alur ceritanya terutama sih bagian Tari kontemporer dan tari-tari lainnya yang begitu apik. Ada perasaan lega dan senang ketika teman-teman Kampung Musi berhasil membawakan drama musical dan tarian dengan indah. Sekarang pun aku masih merasakan perasaan senang itu dan ketika aku diwawancarai oleh Anto untuk Kantor berita ITB, aku menceritakannnya dengan antusias dan tak ingin melewatkannya sedikit pun. Sayangnya aku tidak mendokumentasikan keseluruhan rangkaian acara Kampung Musi karena aku juga ikut andil sebagai penari Gending Sriwijaya bersama Kak Ayi (pembawa tepak), Kak Zunda, Riri, Evi, Tata, Kak Tia, Deanawati, Kak Lia.


          Kampung Musi kali ini mengangkat Tema Putri Pinang Masak, yang sebagai pemeran utama adalah Dea Yulistia. Aku suka totalitasnya dalam memainkan peran sebagai Putri Pinang Masak bagaimana juga dia pernah Juara 2 Pemeran Wanita Terbaik Nasional. Dulu MUSI ITB ’13 juga memainkan pagelaran mini berjudul Putri Pinang Masak, aktris utamanya Deanawati(Desain Interior’13), perannya juga sungguh menghibur dan bagus. Lawan mainnya yang jadi Sesungging adalah Afif Darmawan, tentunya yang jadi sunan adalah Teddy(TM’13). Ada yang menarik dengan para pemain Putri Pinang Masak di Kampoeng MUSI 2015  karena dimainkan oleh kakak beradik. Peran sunan diambil oleh Setyaki Sholata Sya(2010) dan adiknya Genting Sholata Sya (2014). 


          Tiga tahun berturut-turut Kampung Musi (2013, 2014, 2015) akhir ceritanya selalu sad ending dengan kematian. Tahun 2013 mengankat tema Legenda Pulau Kemarau yang juga berakhir dengan Kematian. Begitu juga dengan 2014 mengangkat tema Legenda Perahu Bidar yang berakhir sang putri membelah menjadi dua. Kira-kira tahun depan pakah sad ending atau happy ending tetapi menurut beberapa orang MUSI ITB , akhir cerita dengan sad ending lebih mendrama dibandingkan dengan happy ending yang sudah lumrah terjadi. Aku akan menunggu tema Kampung Musi tahun depan.
          Ceritanya memang sedikit menyesuaikan tetapi tak ada yang merubah cerita aslinya. Awalnya cerita ini mengisahkan seorang Putri yang berparas cantik yan selalu dikejar oleh Laki-laki karena ingin memilikinya. Putri pun selalu berpindah-pindah karena ia selalu dikejar-kejar dan sampailah ia di Sumatera bagian Selatan. Di daerah ini juga, banyak laki-laki yang jatuh hati pada sang Putri tetapi sang Putri selalu menolak karena mereka semua jatuh hati karena parasnya yang cantik. Begitu juga dengan Pemuda Sengsungging, ia juga jatuh hati pada Putri tetapi tidak seperti Laki-laki lain, ia mencintai Sang Putri karena tulus bukan karena kecantikannya. Awalnya Sang Putri mengira bahwa Sesungging hampir sama dengan Laki-laki lain tetapi Sesungging membuktikan bahwa ia tulus dengan Sang Putri. 

Kabar tentang seorang Putri cantik pun terdengar oleh Penguasa di daerah tersebut, Sunan sangat ingin memiliki Sang Putri walaupun ia telah memiliki banyak istri. Mendengar kabar ini, istri tertua sunan langsung memberitahu kepada Sang Putri bahwa Putri akan dijadikan istri selanjutnya dan menyuruh Putri untuk pergi ke tempat yang jauh. Sayangnya, Sang Putri tidak ingin berpindah-pindah lagi karena ia juga tidak berapa lama baru pindah ke daerah ini. Ketika Sunan datang, ia begitu terkejut melihat wajah sang Putri yang berbeda dengan apa yang diceritakan oleh orang-orang, wajah Sang Putri berubah menjadi buruk rupa. Sebelumnya Sang Putri mandi dengan Jantung Pisang untuk mengubah parasnya agar Sunan tidak jadi menjadikannya ia istri.
          Lanjut cerita, Sunan sangat marah dan ingin menghukum sang Puti tetapi datanglah Sesungging yang menolong Putri maka terjadilah perkelahian antara Sunan dan Sesungging yang akhirnya Sunan mati dan Sesungging terluka parah. Beberapa bulan berlalu kesehatan Sang Putri makin menurun karena ia banyak memakan sumpahan laki-laki yang ia tolak. Para dayang pun sangat sedih dengan hal ini begitu juga dengan Sesungging, ia sangat khawatir dengan Sang Putri. Tetapi apadaya, Putri pun menghembuskan nafas yang terakhir sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, ia bersumpah bahwa tak ada wanita yang menajdi cantik di desa ini agar penduduknya damai dan tentram. 



Begitulah akhir ceritanya. Dari cerita ini memberi pesan moral jika kecantikan bukan keseluruhan untuk mendapatkan kebahagiaan tetapi hati yang tuluslah yang menjadi kunci kebahagiaan.
          Untuk para pemain, saya berterimakasih banyak atas totalitasnya dalam pagelaran kali ini. Terima kasih juga telah memperkenalkan budaya Sumatera Selatan ini khususnya di Bandung.

Serendipity

   Before the moonshine came out to announce the day will be clear with shining stars, the sun has been informed to the sky do not move thos...